India Telah Bisa Bangun Jet Tempur, Indonesia Bangun Dari Mimpimu!

http://www.janes.com/images/assets/674/53674/1509866_-_main.jpg

Di sejumlah forum militer, termasuk di Indonesia, mencemooh masuknya jet tempur Tejas India. Salah satunya, karena pesawat ini telah menghabiskan waktu lebih dari 30 tahun dan hasilnya tidak maksimal. Padahal Indonesia sendiri yang lebih dulu merdeka, belum mampu memproduksi pesawat tempur.

Lepas dari berbagai masalah yang dihadapi Tejas, toh pesawat itu akhirnya bisa terbang dan menjadi karya anak bangsa. Mereka pun bangga dengan pesawat itu.

“Pesawat ini sebanding dan setara dengan setiap pesawat tempur generasi keempat yang Anda miliki di dunia,” kata Madhav Rangachari, Komandan Skuadron Angkatan Udara India ‘Flying Daggers 45’ dengan bangga.

Jet tempur yang dibangun India ini menghabiskan waktu hampir 33 tahun dalam pengembangan dan pembangunannya karena serangkaian kecelakaan sistem. Tetapi akhirnya pesawat diresmikan minggu ini dan menandakan pergeseran New Delhi pada penentuan nasib militer setelah bertahun-tahun ketergantungan pada kompleks industri militer Barat.

“Ini adalah pesawat terbaik yang mudah diterbangkan,” tambah Rangachari menyusul penerbangan awal dari jet tempur yang dilantik ke Angkatan Udara India (IAF) pada Jumat 1 Juli 2016.

Tejas datang dengan biaya murah yakni US$ 24 juta per unit, sekitar sepersepuluh dari biaya Lockheed Martin F-35 yang juga penuh dengan masalah dan penundaan. Pesawat ini mampu terbang pada kecepatan maksimum 1,370mph (2.200 km per jam) yang berarti jauh lebih cepat dibaningkan F-35 yang hanya bisa terbang pada kecepatan maksimal 1,199mph (1.929 km per jam).

Tejas juga merupakan pesawat supersonik ringan multi-peran yang dilengkapi dengan rudal udara ke permukaan dan rudal udara ke udara serta rudal anti kapal dengan manuver dalam penerbangan juga menyaingi pesawat barat yang lebih mahal.

Tejas memang memiliki beberapa keterbatasan desain karena pesawat ini terlalu lama dibangun hingga desainnya berasal dari 33 tahun lalu. Salah satu kelemahannya adalah jet tempur memiliki radius tempur hanya 300 kilometer.

Meski demikian, Angkatan Udara India melihat kelemahan ini layak dibandingkan dengan jika mengguakan jet tempur asing sedikit-sedikit mereka harus berbicara dengan produsen jika ingin bermain-main dengan pesawat untuk memenuhi kebutuhan kinerja.

Sekarang, dengan Tejas mereka tak harus meminta persetujuan dari vendor asing untuk mengoprek pesawat sesukanya.

Industri pertahanan India telah berkembang pesawat dengan menghasilkan sejumlah senjata mengagumkan dari rudal, torpedo, kapal selam, kapal induk dan jet tempur. Hampir semua proyek memang menghadapi masalah penundaan dan teknis, tetapi India terus maju untuk membangun kemandirian.

Jadi aneh saja kalau orang Indonesia meremehkan pesawat ini, apalagi dengan membandingkan Tejas dengan pesawat tempur Su-30 atau Su-27. Lha itu pesawat mana? Harusnya negeri ini malu karena India yang merdekanya setelah Indonesia telah jauh meninggalkan negara ini.

Mereka telah bangga dengan pesawat tempur buatannya sendiri meski penuh aral dan rintangan dalam membangunnya. Sementara Indonesia masih bertekuk lutut dan merengek-rengek untuk bisa membeli pesawat tempur.

Kita terlalu sering heboh sendiri. Bisa merangkai mobil SMK saja sudah gembar-gembor luar biasa meski setelah itu dilupakan entah kemana.  Tidak pernah ada yang tahu para pejabat yang dulu memesan mobil itu akhirnya jadi beli atau tidak. Nasib mobil SMK tak ada lagi yang peduli.

Masih berani mencemooh Tejas? Bangun dari mimpi!

jejaktapak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.